Beragam Komentar Menyikapi Kecelakaan Putra Ahmad Dhani

oleh pada Senin, 09 September 2013
Beragam Komentar Menyikapi Kecelakaan Putra Ahmad Dhani Bandung
Beragam Komentar Menyikapi Kecelakaan Putra Ahmad Dhani
Beragam Komentar Menyikapi Kecelakaan Putra Ahmad Dhani. Saya akui orang indonesia jago berkomentar. Soal mengkritisi, mereka terbilang sangat kreatif. Soal solusi? lihat saja sendiri. :) Berikut adalah jenis komentar - komentar saat peristiwa kecelakaan maut yang melibatkan putra Ahmad Dhani.

- Hampir sebagian besar masyarakat yang aktif di internet langsung menyerang pribadi Ahmad Dhani sebagai sebab utama kecelakaan mobil di tol jogorawi tersebut. Hal ini dikarenakan Dul Anak Ahmad Dhani yang masih berusia 13 tahun sudah diberikan ijin mengendarai mobil. Padahal menurut aturan, usia 13 tahun belum diperbolehkan mengemudikan mobil.

- Ada sebagian yang berkomentar empati dengan mengatakan peristiwa ini adalah musibah yang tidak bisa kita duga sebelumnya sambil mendoakan kesembuhan Dul dan korban selamat lainnya, malah di bata ramai - ramai oleh komentator lainnya. Mereka menegaskan jika kecelakaan maut ini bukan musibah, tapi KELALAIAN. Ujung - ujungnya dapat ditebak, sekali lagi Ahmad Dhani yang kena semprot.

- Sebagian komentar ada yang mencoba bernostalgia, dengan mengaitkan kembali hak asuh anak antara Ahmad Dhani dan Maia. Mereka berkeinginan hak asuh seharusnya diberikan kepada Maia, bukan Ahmad Dhani. Komentar ini muncul tatkala Dul telah siuman dan tidak mau ditinggalkan ibunya.

- Sebagian komentar ada yang mengaitkan putra Ahmad Dhani pemakai narkoba. Namun hal ini tidak terbukti sama sekali, karena tes urine yang dikeluarkan oleh pusat laboratorium forensik (Puslabfor) Mabes Polri hasilnya negatif. Anehnya setelah tes urine dikeluarkan, sebagian mereka belum sepenuhnya percaya, dengan mengatakan bahwa pihak Ahmad Dhani melakukan sogokan, sehingga hasilnya sengaja dibuat negatif.

- Sebagian komentar ada yang menyalahkan polisi, karena tidak awas dalam menindak seseorang yang masih berusia belia mengemudi mobil. Atau ada yang menganggap polisi sengaja memberikan ijin penerbitan SIM (usia dituakan) kepada mereka yang belum cukup umur. Tentu saja ada embel - embel segepok uang untuk memuluskan aksi ini. :) Mungkin di kotamu belum ada seperti ini, tapi di Jakarta dan kota besar lainnya banyak contohnya.

- Bagaimana tanggapan Anda?

Terkait